Jumat, 30 Desember 2016

Alat Pendidikan Tunadaksa

1.    Kursi Roda (Wheel Chair)
Kursi roda digunakan pada anak tunadaksa yang betul-betul mengalami lemah otot kaki dan perut yang tidak ada kemungkinan untuk dilatih berdiri atau berjalan. Menurut bentuknya ada 2 macam kursi roda, yaitu :
a.         Kursi roda yang roda besarnya dibelakang, dapat masuk kolong mendakati tempat tidur, jadi mudah berpindah tempat sehingga tempat tidurnya harus lebih tinggi dari kursi roda.
b.        Kursi roda yang roda besarnya di depan, mudah berputar ditempat yang sempit.
Syarat-syarat yang diperlukan agar dapat mandiri di kursi roda adalah:
1)        Latihan duduk seimbang
2)        Push-up, caranya kedua tangan berpegangan pada kursi roda, tekan tangan dan badan di angkat ke atas.
3)        Menyilangkan kaki bergantian kiri dan kanan
Tujuan pemakaian kursi roda adalah untuk:
a.         Membantu mobilisasi
b.        Membantu melaksanakan kegiatan sehari-hari
c.         Memperlancar komunikasi
2.    Crutch
Dipergunakan untuk anak tunadaksa yang menggunakan dobel brace pada kakinya. Crutch digunakan dengan tujuan sesuai dengan kelainannya. Misalnya untuk penderita poliomyelitis, bertujuan sebagai penahan dan penguat seluruh badan serta membantu berjalan sedangkan untuk yang amputasi, bertujuan sebagai alat sementara sebelum menggunakan protase untuk alat berjalan dan membantu kegiatan hidup sehari-hari.
Dalam berjalan menggunakan crutch diperlukan otot-otot tangan yang kuat untuk menyangga berat badan, karena berat badan ditekankan pada pegangan crutch yaitu di telapak tangan jangan di ketiak karena otot-otot bahu menjadi cepat besar.
Teknik berjalan dengan crutch, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)   Posisi tripod, yaitu ujung kedua crutch disamping badan agak kedepan dan kedua kaki agak ke belakang.
2)   Angkat-angkat kaki dan turunkan agar seimbang.
3)   Melangkah ke depan dengan bermacam-macam hitungan/teknik
3.    Splint
Splint atau spalk adalah alat untuk meletakkan anggota tubuh dalam posisi yang benar atau menjaga jangan sampai anggota tubuh yang sakit terjadi salah bentuk. Pemakaian splint sebaiknya dilakukan dalam 24 jam terus menerus, atau disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuan menggunakan splint adalah untuk mencegah salah bentuk, memabantu manahan dan menguatkan kaki untuk berjalan, mencegah kontraktur, megoreksi pada posisi anggota tubuh yang benar/normal. Ada beberapa jenis splint, antara lain: (1) Splint tangan, contohnya cock up spilnt dan hand rest splint; (2) Splint kaki, contohnya back splint dan night splint.
4.    Walker, Alat bantu untuk latihan berjalan, bentuknya ada yang lingkaran, dan ada yang segi empat, ada yang dipasang roda dan ada yang tidak.
5.    Brace, Alat yang dipakai anak untuk penopang kaki terbuat dari alumunium dan dihubungkan dengan sepatu untuk berjalan. Ada yang sepanjang kaki (long leg brace) dan ada yang hanya sebatas lutut (short leg brace).
6.    Prothese Kaki atau Tangan, Alat palsu yang berbentuk kaki atau tangan. Gunanya untuk mengganti fungsi kaki atau tangan yang hilang.
7.    Alat-Alat Tulis Moodifikasi, Alat-alat tulis yang pegangannya diperbesar (dibungkus dengan karet atau sapu tangan) agar mudah dipegang oleh anak cerebral palsy. Adapun head pointer, adalah alat menulis yang dipakan di kepala, jadi menulisnya dengan gerakan kepala. Diperuntukkan bagi anak yang tidak punya tangan.
8.    Alat-Alat Makan Modifikasi
·           Sendok modifikasi, pegangan sendoknya diperbesar atau dibungkus dengan karet/sapu tangan agar mudah dipegang. Ujung sendoknya dibengkokkan ke arah mulut agar tinggal mendorong maju untuk memudahkan gerakan menyuap.
·           Piring modifikasi, piringnya dipasang pembatas agar nasi tidak berceceran ke luar pada saat disendok.
·           Cangkir modifikasi, lubang cangkirnya dibuat lebih besar agar mudah dipegang.

SUMBER:

Asep Karyana, Sri Widati. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: PT. Luxima Metro Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar