1. Kursi
Roda (Wheel Chair)
Kursi roda digunakan
pada anak tunadaksa yang betul-betul mengalami lemah otot kaki dan perut yang
tidak ada kemungkinan untuk dilatih berdiri atau berjalan. Menurut bentuknya ada 2
macam kursi roda, yaitu :
a.
Kursi roda yang roda
besarnya dibelakang, dapat masuk kolong mendakati tempat tidur, jadi mudah
berpindah tempat sehingga tempat tidurnya harus lebih tinggi dari kursi roda.
b.
Kursi roda yang roda
besarnya di depan, mudah berputar ditempat yang sempit.
Syarat-syarat yang diperlukan agar dapat
mandiri di kursi roda adalah:
1)
Latihan duduk seimbang
2)
Push-up, caranya kedua
tangan berpegangan pada kursi roda, tekan tangan dan badan di angkat ke atas.
3)
Menyilangkan kaki
bergantian kiri dan kanan
Tujuan pemakaian kursi roda adalah
untuk:
a.
Membantu mobilisasi
b.
Membantu melaksanakan
kegiatan sehari-hari
c.
Memperlancar komunikasi
2. Crutch
Dipergunakan untuk anak
tunadaksa yang menggunakan dobel brace pada kakinya. Crutch digunakan dengan
tujuan sesuai dengan kelainannya. Misalnya untuk penderita poliomyelitis,
bertujuan sebagai penahan dan penguat seluruh badan serta membantu berjalan
sedangkan untuk yang amputasi, bertujuan sebagai alat sementara sebelum
menggunakan protase untuk alat berjalan dan membantu kegiatan hidup
sehari-hari.
Dalam berjalan
menggunakan crutch diperlukan otot-otot tangan yang kuat untuk menyangga berat
badan, karena berat badan ditekankan pada pegangan crutch yaitu di telapak
tangan jangan di ketiak karena otot-otot bahu menjadi cepat besar.
Teknik berjalan dengan crutch,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Posisi
tripod, yaitu ujung kedua crutch disamping badan agak kedepan dan kedua kaki
agak ke belakang.
2) Angkat-angkat
kaki dan turunkan agar seimbang.
3) Melangkah
ke depan dengan bermacam-macam hitungan/teknik
3. Splint
Splint atau spalk
adalah alat untuk meletakkan anggota tubuh dalam posisi yang benar atau menjaga
jangan sampai anggota tubuh yang sakit terjadi salah bentuk. Pemakaian splint
sebaiknya dilakukan dalam 24 jam terus menerus, atau disesuaikan dengan kondisi
pasien. Tujuan menggunakan splint adalah
untuk mencegah salah bentuk, memabantu manahan dan menguatkan kaki untuk
berjalan, mencegah kontraktur, megoreksi pada posisi anggota tubuh yang
benar/normal. Ada beberapa jenis splint, antara lain: (1) Splint tangan,
contohnya cock up spilnt dan hand rest splint; (2) Splint kaki, contohnya back
splint dan night splint.
4. Walker, Alat bantu untuk latihan berjalan,
bentuknya ada yang lingkaran, dan ada yang segi empat, ada yang dipasang roda dan
ada yang tidak.
5. Brace, Alat yang dipakai anak untuk penopang
kaki terbuat dari alumunium dan dihubungkan dengan sepatu untuk berjalan. Ada
yang sepanjang kaki (long leg brace) dan ada yang hanya sebatas lutut (short
leg brace).
6. Prothese
Kaki atau Tangan,
Alat palsu yang berbentuk kaki atau tangan. Gunanya untuk mengganti fungsi kaki
atau tangan yang hilang.
7. Alat-Alat
Tulis Moodifikasi, Alat-alat
tulis yang pegangannya diperbesar (dibungkus dengan karet atau sapu tangan)
agar mudah dipegang oleh anak cerebral palsy. Adapun head pointer,
adalah alat menulis yang dipakan di kepala, jadi menulisnya dengan gerakan
kepala. Diperuntukkan bagi anak yang tidak punya tangan.
8. Alat-Alat
Makan Modifikasi
·
Sendok modifikasi,
pegangan sendoknya diperbesar atau dibungkus dengan karet/sapu tangan agar
mudah dipegang. Ujung sendoknya dibengkokkan ke arah mulut agar tinggal
mendorong maju untuk memudahkan gerakan menyuap.
·
Piring modifikasi,
piringnya dipasang pembatas agar nasi tidak berceceran ke luar pada saat
disendok.
·
Cangkir modifikasi,
lubang cangkirnya dibuat lebih besar agar mudah dipegang.
SUMBER:
Asep Karyana, Sri Widati. 2013. Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: PT. Luxima Metro Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar