1. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes merupakan salah satu hukum
dasar dalam ilmu Fisika yang salah satu penerapannya digunakan untuk membuat
kapal laut agar bisa mengapung. Bunyi Hukum Archimedes adalah “apabila sebuah
benda dimasukkan ke dalam benda cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya
ke atas yang sama besarnya dengan jumlah benda cair yang berpindah”.
Berat benda yang dimasukkan ke dalam air
akan terasa lebih ringan daripada jika ia diangkat di atas permukaan darat. Hal
ini dikarenakan ketika benda tersebut dimasukkan maka benda tersebut memiliki
gaya apung (gaya berat) yang ditopang oleh gaya ke atas dari dalam air
menimbulkan resultan gaya. Apbila gaya apung sama besarnya dengan gaya ke atas
maka benda tersebut akan mengapung.
2. Dibuat massa jenis benda lebih kecil
Anda mungkin masih ingat dengan percobaan
saat di sekolah dulu di mana sebutir telur yang dimasukkan ke dalam air garam
akan mengapung. Sedangkan apabila telur dimasukkan ke dalam air biasa ia akan
tenggelam. Hal ini bisa terjadi karena massa jenis sebutir telur lebih kecil
dibandingkan massa jenis air garam. Air yang ditambahkan garam jadi punya
partikel yang lebih padat ketimbang telur sehingga gaya ke atasnya lebih besar
dibanding gaya berat telur.
Prinsip yang sama diterapkan pada pembuatan
kapal laut. Pada logikanya, baja dan besi memiliki massa jenis lebih besar
dibandingkan dengan air. Untuk membuat kapal laut bisa mengapung maka kapal
dibuat sedemikian rupa agar memiliki massa jenis lebih kecil dibandingkan massa
jenis air laut. Badan kapal baja dibuat berongga yang diisi oleh udara. Udara
memiliki massa jenis lebih kecil dibandingkan air. Rongga udara pada badan
kapal ini memungkinkan kapal untuk mengapung di atas permukaan laut karena
massa jenis kapal yang menjadi lebih kecil juga berpengaruh kepada mengecilnya
gaya berat kapal dibandingkan gaya ke atas dari dalam air.
3. Agar kapal tidak patah
Tragedy kapal Titanic yang terjadi pada
tahun 1912 merupakan bukti bahwa penerapan Hukum Archimedes tidak selamanya
bisa menyelamatkan kapal tenggelam, atau dalam kasus Titanic kapal yang patah.
Pada ilmuwan menjelaskan apa yang terjadi pada kapal Titanic adalah karena
beban kapal yang menjadi tidak seimbang setelah kapal menabrak gunung es di
laut. Tabrakan membuat lubang pada bagian haluan kapal yang membuat air laut
masuk ke dalam rongga kapal. Dengan demikian berat beban di bagian haluan
menjadi lebih berat dibanding sebelumnya.
Sementara itu di bagian buritan juga
terdapat beban-beban seperti poros, kemudi, baling-baling, beberapa mesin kapal
dan juga barang muatan kapal atau kargo, tetapi rongga udara masih bebas air
sehingga pada bagian buritan gaya berat masih sama dengan gaya ke atas. Karena
besar gaya yang tidak seimbang antara haluan dan buritan, bagian tengah kapal
yang menjadi tumpuan tidak seimbang dan membuat kapal menjadi patah.
Selanjutnya bagian buritan yang mulai kemasukan air, gaya beratnya semakin
besar dan ikut tenggelam pula.
Agar kapal tidak patah, saat meloading barang kargo keluar
dan masuk kapal, maka loadmaster harus bisa memperhitungkan berat masing-masing
kargo dan membagi rata sehingga tidak ada bagian kapal yang berat sebelah. Pada
kapal juga umumnya diberi pemberat berupa ballast tank yang bisa dikosongkan
atau diisi air laut jika terjadi ketidakseimbangan beban.
SUMBER:
http://www.onhits.net/mengapa-kapal-baja-bisa-mengapung-di-laut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar