Jumat, 30 Desember 2016

Pengertian dan Prinsip Pemilihan Pendekatan Pembelajaran IPA

Menurut Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi. Menurut Sanjaya (2008: 127) pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan antara tujuan pembelajaran siswa, latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung, dan lain-lain yang tercakup dalam unsur input, output, produk, dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring cara pandang/persepsi dan atau proses pengkajian terhadap materi dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku siswa yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.
Pendekatan pembelajaran mengacu pada tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pembelajaran dari bahan kajian. Misalkan, tujuan pendidikan nasioanl yang tercantum pada pasal 3 UURI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan kurikulum (2004), Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu ; a) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari; b) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; c) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; d) berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; e) menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan; f) memiliki pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan jenjang pendidikan selanjutnya.
Siswa SD pada umumnya berada dalam usia masih senang bermain, senang melakukan kegiatan, memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka tertarik untuk melakukan penggalian, melakukan kegiatan, melakukan permainan yang bervariasi, memenuhi rasa keingintahuannya. Kurikulum IPA lebih menekankan siswa untuk menjadi pembelajar aktif dan luwes,kurikulumnya menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses IPA. Ruang lingkup kurikulum IPA SD mencakup kerja ilmiah serta pemahan konsep IPA dan penerapannya (terdiri atas makluk hidup dan proses kehidupan, benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya, bumi dan alam semesta, serta sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Berdasarkan kurikulum 2004 tersebut, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan berpikir, berkerja dan bersikap lmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

SUMBER:
Sutarno, Nano. 2007. Materi dan Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Amalia Sapriati, dkk. (2014). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar