Menurut Raka Joni (1993), pendekatan adalah cara umum dalam
memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang
memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Herawati Susilo
(1998) mengemukakan bahwa pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian,
filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi. Menurut Sanjaya
(2008: 127) pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan antara tujuan
pembelajaran siswa, latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung,
dan lain-lain yang tercakup dalam unsur input, output, produk, dan outcomes
pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan,
serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring cara pandang/persepsi dan atau proses pengkajian terhadap materi
dengan
suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku siswa yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain
adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi
belajar, dan sumber daya.
Pendekatan pembelajaran mengacu pada tujuan pendidikan
secara umum dan tujuan pembelajaran dari bahan kajian. Misalkan, tujuan pendidikan nasioanl yang
tercantum pada pasal 3 UURI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan kurikulum (2004), Tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu ; a) mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari; b) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat; c) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; d) berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; e) menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan; f) memiliki
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan jenjang pendidikan selanjutnya.
Siswa SD pada umumnya berada dalam usia masih senang
bermain, senang melakukan kegiatan, memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka
tertarik untuk melakukan penggalian, melakukan kegiatan, melakukan permainan
yang bervariasi, memenuhi rasa keingintahuannya. Kurikulum IPA lebih menekankan
siswa untuk menjadi pembelajar aktif dan luwes,kurikulumnya menyediakan
berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses IPA. Ruang lingkup
kurikulum IPA SD mencakup kerja ilmiah serta pemahan konsep IPA dan
penerapannya (terdiri atas makluk hidup dan proses kehidupan, benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya, bumi dan alam semesta, serta sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Berdasarkan kurikulum 2004 tersebut, IPA seharusnya dibelajarkan secara
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan berpikir, berkerja dan bersikap lmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
SUMBER:
Sutarno,
Nano. 2007. Materi dan Pembelajaran IPA
di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Amalia
Sapriati, dkk. (2014). Pembelajaran IPA
di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Rusman.
2012. Model-Model Pembelajaran.
Depok: PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar