Minggu, 25 Desember 2016

Keterampilan Dasar Mengajar

Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) ketrampilan dasar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1.        Keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik ketrampilan bertanya dasar maupun ketrampilan bertanya lanjut;
2.        Keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karna penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian;
3.        Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasika, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
4.        Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidakya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan;
5.        Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis;
6.        Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati aktivitas siswa dalam diskusi;
7.        Keterampilan mengelola kelas, mencakup keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
8.        Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegitan (sumber : Buku Pengelolaan Kelas. Ade Rukmana dan Asep Sunary).

1.        Teknik Bertanya
Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan perlu dipertanyakan.
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut Taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: pertanyaan permintaan, pertanyaan retoris pertanyaan mengarahkan atau menuntun, dan pertanyaan menggali. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, Yaitu: pertanyaan pengetahuan, pemahaman, pertanyaan penerapan, pertanyaan sintetis dan pertanyaan evaluasi.
2.        Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun non-verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) koreksi. Penguatan jug merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulagnya kembali tingkah laku tersebut.
3.        Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditunjukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar- mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dapat dkelompokkan ke dalam tiga komponen/kelompok
a.         Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi: penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan atau kebisuaan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan, mimik dan pergantian posisi guru dan gerak guru dalam kelas.
b.        Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indra yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar,dilihat, dan diraba.
c.         Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi gru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beranekaragam coraknya.
4.        Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar, komponen-komponen ketrampilan terbagi dua, yaitu merencanakan dan penyajian suat penjelasan. Penyajian suatu penjelasan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan pengunaan balikan. Tujuan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut :
a.         Membimbing murid agar mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar;
b.        Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah–masalah atau pertanyaan;
c.         Untuk mendapatkan feedback dari murid melalui tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman murid;
d.        Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan mendapatkan bukti-bukt dalam pemecahan masalah.
5.        Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar.
Membuka pelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi siswa agar terpusat terhadap apa yang akan dipelajari. Menutup pembelajaran adalah aktivitas guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Hal ini terkait dengan pemberian gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari murid, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
a.         Membuka pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen dan aspek itu meliputi :
1.        Menarik perhatian siswa
Cara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a)        Gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
b)        Penggunaan alat bantu mengajar, seperti : gambar, model, skema. Selain dapat menarik perhatian, alat bantu mengajar tersebut memungkinkan terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
c)        Pola interaksi yang bervariasi seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2.        Menimbulkan motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu :
a)        Bersifat hangat, ramah, antusias, bersahabat, dan sebagainya. Karena dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b)        Menimbulkan rasa ingin tahu dengan melontarkan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah atau kondisi diri dari kenyataan sehari-hari.
c)        Memperhatikan minat siswa dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa. Karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi, dan sebagainya.
3.        Memberi acuan (structuring)
       Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang harus di pelajari.
Cara yang dilakukan sebagai berikut :
a)        Mengemukakan tujuan dan batas tugas. Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu dan batas tugas yang dikerjakan siswa.
b)        Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan. Yaitu agar dalam pelajaran siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.
c)        Mengingatkan masalah pokok yang dibahas. Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang postif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukkan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
d)       Mengajukan pertanyaan. Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan di pelajari.
4.        Membuat kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhannya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Berikut adalah contoh usaha guru untuk membuat kaitan :
a)        Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b)        Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan pengetahuan lama.
c)        Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.
b.        Menutup pelajaran
       Menjelang akhir pelajaran, guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
Komponen dan aspek tersebut sebagai berikut :
1.        Meninjau kembali
Pasa akhir kegiatan, guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Kegiatan ini meliputi :
a)        Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM)
b)        Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau terlambat bisa mempelajarinya kembali).
2.        Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah denan dilakukannya evaluasi.
1)        Bentuk-bentuk evaluasi meliputi :
-            Mendemonstrasikan keterampilan
-            Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
-            Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
-            Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
2)        Soal-soal tertulis meliputi :
-            Uraian
-            Tes objektif
-            Melengkapi lembar kerja dan lain-lain
6.        Keterampilan Membimbingan Diskusi Kelompok Kecil
       Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Keterampilan membingbing diskusi kelompok kecil bertujuan, yaitu :
a.         Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjejahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
b.        Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.
c.         Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputasan
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi sebagai berikut :
a.         Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
b.        Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
c.         Menganalis pandangan/pendapat siswa
d.        Meningkatkan usulan siswa
e.         Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
f.         Menutup diskusi
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil memiliki dua prinsip
a.         Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain.
b.        Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain:
1)        Topik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat dan kemampuan siswa
2)        Masalah mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
3)        Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik, sehingga mampu memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
7.        Keterampilan Mengelola Kelas
       Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, perlu diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.         Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi belajar yang opitimal
1.        Menunjukkan sikap tanggap
Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara saksama, gerak mendekati, memberi pernyataan serta memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacauan siswa dalam bentuk teguran.
2.        Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yangn efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama.
3.        Memusatkan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerja sama.
4.        Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjukan yang jelas dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak kebingungan.
5.        Menegur
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas, guru hendaknya memberikan teguran.
6.        Memberi penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang menggangu atau tidak melakukan tugas, penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.
b.        Keterampilan yang berhubungan dengan pembalikan kondisi belajar yang optimal
1.        Modifikasi perilaku
Menurut Bootzin modifikasi perilaku merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.
2.        Melakukan pendekatan pemecahan kelompok.
3.        Memperlancar terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
4.        Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
8.        Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
       Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa, serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
       Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan diatas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat mengaplikasikannya agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selama satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin  banyak jumlah siswa bertanya.
       Untuk menciptakan suasana hubungan baik dan harmonis dengan mengembangkan proses pembelajaran aktif, para siswa dapat berinteraksi dengan sesamanya, dengan objek, fenomena alam, lingkungan dan manusia. Hal ini memungkinkan mereka untuk merefleksikan, merekayasa ulang dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya untuk menghasilkan yang lebih baru. Ketika proses ini terjadi, proses belajar pun terjadi.
       Mereka belajar secara alami dengan menemukan sendiri melalui uji coba baik pengalaman langsung maupun pengalaman kedua seperti dengan membaca, mendengarkan orang lain. Proses belajar biasanya terjadinya pada saat mereka berinteraksi dan berkomunikasi.



SUMBER : Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar