Pesawat bisa
melesat terbang ke udara dikarenakan adanya momentum dari dorongan mesin
pesawat secara horizontal, lalu, hasil dari dorongan tersebut akan menyebabkan
adanya perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan dibawah sayap pesawat.
Kecepatan
aliran udara di bagian atas sayap lebih besar dari pada di bawah sayap. Hal ini
disebabkan karena jarak tempuh udara di bawah sayap lebih kecil dari pada di
atas sayap. Waktu tempuh lapisan udara di bawah maupun di atas sayap besarnya
adalah sama. Menurut teori hukum Bernoully, kecepatan udara yang besar
menyebabkan tekanan udara kecil.
Sehingga hal
ini menyebabkan tekanan udara dia atas sayap menjadi lebih besar bawahnya. Ini
yang selanjutnya menghasilkan gaya angkat (Lift) yang akan mengangkat tubuh
pesawat terbang.
Beberapa
bagian pesawat yang utama dan membuat sebuah pesawat dapat terbang sempurna
yakni antara lain :
1.
Fuselage (Badan Pesawat), di dalamnya terdapat ;
Cockpit (ruang kemudi), dan Passenger Room (ruang penumpang).
2.
Wing (Sayap), pada sayap terdapat alat yang bernama
Aileron. Aileron ini berfungsi untuk “Rolling” badan pesawat miring ke kanan
dan kiri. Juga ada Flap yang digunakan untuk memperluas permukaan sayap untuk
menambah gaya angkat pesawat.
3.
Horizontal Stabilizer (Ekor sayap), terdapat alat
bernama elevator yang berguna untuk “Pitching” nose DOWN – UP
4.
Vertical Stabilizer (Sirip tegak) terdapat alat
bernama Rudder yang digunakan untuk Yawing, yakni belok kanan atau kiri.
5.
Engine (mesin), berguna untuk memberi gaya dorong pada
pesawat sehingga menambah kecepatan pesawat.
6.
Land Gear (Roda Pesawat), berfungsi dalam pendaratan
maupun take-off pesawat.
Pada
dasarnya, saat terbang pesawat mengkombinasikan seluruh fungsi alat-alat di
atas. Seperti contoh, saat pesawat berbelok ke kanan atau ke kiri, pesawat akan
menggabungkan fungsi Aileron dan Rudder. Jadi, saat pesawat berbelok, dia akan
miring untuk memperpendek lintasan guna menghemat bahan bakar dan waktu.
Hukum
Bernoulli tentang tekanan dan aliran udara
Pesawat
dapat terangkat karena adanya kelajuan udara yang melewati sayap. Hal ini
berbeda dengan roket yang terangkat akibat dorongan gas yang dikeluarkan di
bagian bawah roket. Roket menyemburkan gas ke bawah, sebagai gantinya gas akan
mendorong roket ke atas. Inilah yang menyebabkan roket bisa terbang meskipun
tidak ada udara.
Berbeda
dengan pesawat yang tidak bisa terbang jika tanpa udara. Permukaan sayap bagian
belakang pesawat lebih lancip dari depannya dan bagian atasnya sedikit melengkung
daripada bagian bawahnya.
Penerapan
Hukum Bernoulli dalam dunia pesawat terbang
Pesawat
dirancang sedemikian rupa agar mampu terbang, hambatan udaranya diatur sekecil
mungkin. Saat pesawat melakukan penerbangan, pesawat akan menemukan beberapa
hambatan seperti hambatan udara, hambatan beban pesawat itu sendiri, dan
hambatan ketika menabrak awan.
Setelah
dilakukan penelitian dan perhitungan yang teliti, selanjutnya dilakukan
pemilihan mesin penggerak yang bisa mengangkat pesawat. Pada dasarnya ada empat gaya yang bekerja untuk mengoptimalkan
penerbangan pesawat. Diantaranya yakni :
1.
Massa pesawat yang diakibatkan oleh gravitasi
2.
Gaya angkat dikarenakan bentuk dari pesawat
3.
Gaya ke depan dari dorongan mesin
4.
Gaya hambatan dari gesekan udara
Saat pesawat
akan bergerak ke depan, maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya hambatan
serta daya angkat harus sesuai dengan berat pesawat.
SUMBER:
http://www.beritaterbaru.id/2016/08/kenapa-pesawat-bisa-terbang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar