Pendidikan
seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Alasannya adalah
sebagai berikut :
a. Secara
filosofis, hakekatnya kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral
potensi-potensi esensialnya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk
susila.
b. Secara
psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam
suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya.
c. Dengan
mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dinamis, maka pendidikan wajib berlangsung seumur hidup.
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya,
yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan
demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya supaya
berkembang secara wajar. Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan
rohani. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950 adalah
pendidikan dan pengajaran bisa membentuk manusia yang susila,
cakap dan warga negara yang demokratis,
serta tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan
tanah air. Tujuan
selanjutnya budi pekerti akhlak, yang penting dan utama dalam pendidikan,
mempunyai ilmu pengetahuan, mencari penghidupan, dan mencapai hidup yang sempurna.
Tujuan umum barangkali dapat digambarkan sebagaimana tujuan
terpisah dari masa sekarang sebagai hasil perhatian yang dituju,
merupakan tujuan akhir yang final.
Para ahli pendidikan cenderung berhenti pada
tujuan–tujuan yang dapat tercapai secara terpenggal-penggal dalam suatu langkah
tertentu.
Didalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek,
Langeveld mengutarakan macam-macam
pendidikan sebagai berikut
:
1. Tujuan Umum
Adalah
tujuan sempurna, tujuan akhir, tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan didalam
pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain,
yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu
dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu
sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai
tujuan umum itu.
2.
Tujuan-tujuan Tak
Sempurna
Ialah tujuan-tujuan
mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan
pendidikan itu, yaitu
segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu.
Tujuan tak sempurna ini bergantung kepada tujuan umum dan
tidak dapat terlepas dari tujuan umum tersebut. Memisahkan tujuan tak lengkap
menjadi tujuan sendiri sehingga merupakan tujuan akhir atau tujuan umum
pendidikan, menjadi berat
sebelah,
dan berarti tidak mengakui kepribadian manusia
sebulat-bulatnya. Ingatlah pendidikan hendaknya harmonis.
3.
Tujuan–tujuan
Sementara
Merupakan
tempat–tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum,
seperti anak-anak dilatih untuk belajar kebersihan,
belajar bicara. Tujuan sementara ini merupakan
tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum. Untuk mencapai
tujuan-tujuan sementara itu didalam praktek harus mengingat dan memperhatikan
jalannya perkembangan pada anak. Untuk ini maka perlulah psikologi
perkembangan.
4.
Tujuan-tujuan
Perantara
Tujuan ini
bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Contohnya metode mengajar dan membaca.
5.
Tujuan Insidental
Tujuan ini hanya
sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat terlepas pada jalan
yang menuju kepada tujuan umum. Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang dewasa dan pada
anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup,
yaitu:
a. Pendidikan
Seumur Hidup kepada Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus, para
pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka
pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka
pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada
istilah terlambat atau terlalu dini untuk belajar dan tidak
ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi pembangunan pada
masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang
lebih ringan.
Belajar atau
mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau
merupakan totalitas kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini,
bukanlah sebagai persiapan (bekal) bagi kehidupan (yang akan datang dalam masyarakat),
melainkan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.
Prinsip pendidikan demikian, memberikan makna bahwa pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai
subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih yang sudah dewasa supaya meningkat
terus menerus yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologis dan etis, sifat
dan derajat inilah yang dimaksud dengan kedewasaan atau kematangan.
b. Pendidikan
Seumur Hidup bagi Anak
Pendidikan seumur
hidup bagi anak, merupakan
sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan
menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang.
Pengetahuan dan
kemampuan anak memberi
peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya
masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses
pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar,
motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Di sekolah-sekolah
diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi kehidupannya dalam
masyarakat, sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus dididik untuk menjadi orang
yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau menjadi seorang yang ahli
dalam suatu teknik, perindustrian,
dan lain-lain. Pendeknya, pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di
dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari pada
anak itu sendiri sebagai individu.
Tentu pandangan ini
pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya kolektivitisme,
yaitu suatu pendapat yang tidak menghargai
’’penentuan diri sendiri atas tanggung jawab sendiri’’
pada seseorang yang berarti pula individualitas
dikesampingkan. Pendidikan
itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan di abaikan,
jadi pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi,
kepada individualitas anak pendidikan kemasyarakatan pun
harus ditanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup sendiri
di dunia ini. Tetapi juga
sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh adanya larangan-larangan,
peraturan-peraturan, undang-undang dan sebagainya.
Oleh karena itu,
tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk
belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar
dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan
dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas
pendidikan seumur hidup atau Llife Long Education.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar