Minggu, 25 Desember 2016

Tujuan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Alasannya adalah sebagai berikut :
a.       Secara filosofis, hakekatnya kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral potensi-potensi esensialnya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk susila.
b.      Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya.
c.       Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajib berlangsung seumur hidup.
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar. Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan rohani. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan  kepribadian manusia  bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950 adalah pendidikan dan pengajaran bisa membentuk manusia yang susila, cakap dan warga negara yang demokratis, serta tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Tujuan selanjutnya budi pekerti akhlak, yang penting dan utama dalam pendidikan, mempunyai ilmu pengetahuan, mencari penghidupan, dan mencapai hidup yang sempurna. Tujuan umum barangkali dapat digambarkan sebagaimana tujuan terpisah dari masa sekarang  sebagai hasil perhatian yang dituju, merupakan tujuan akhir yang final. Para ahli pendidikan cenderung berhenti pada tujuan–tujuan yang dapat tercapai secara terpenggal-penggal dalam suatu langkah tertentu.
Didalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek, Langeveld mengutarakan macam-macam pendidikan sebagai berikut :
1.      Tujuan Umum
Adalah tujuan sempurna, tujuan akhir, tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan didalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu.
2.      Tujuan-tujuan Tak Sempurna
Ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia yang tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Tujuan tak sempurna ini bergantung kepada tujuan umum dan tidak dapat terlepas dari tujuan umum tersebut. Memisahkan tujuan tak lengkap menjadi tujuan sendiri sehingga merupakan tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan, menjadi berat sebelah, dan berarti tidak mengakui kepribadian manusia sebulat-bulatnya. Ingatlah pendidikan hendaknya harmonis.
3.      Tujuan–tujuan Sementara
Merupakan tempat–tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum, seperti anak-anak dilatih untuk belajar kebersihan, belajar bicara. Tujuan sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum. Untuk mencapai tujuan-tujuan sementara itu didalam praktek harus mengingat dan memperhatikan jalannya perkembangan pada anak. Untuk ini  maka perlulah psikologi perkembangan.
4.      Tujuan-tujuan Perantara
Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Contohnya metode mengajar dan membaca.
5.      Tujuan Insidental
Tujuan ini hanya sebagai  kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum. Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan  dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan didalam hidup, yaitu:
a.       Pendidikan Seumur Hidup kepada Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat  atau terlalu dini  untuk belajar  dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk menuntut ilmu. Besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas kehidupan. Jadi, manusia belajar atau mendidik ini, bukanlah sebagai persiapan (bekal) bagi kehidupan (yang akan datang dalam masyarakat), melainkan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Prinsip pendidikan demikian, memberikan makna bahwa pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih yang sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologis dan etis, sifat dan derajat inilah yang dimaksud dengan kedewasaan atau kematangan.
b.      Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang.
Pengetahuan dan kemampuan anak memberi peluang yang besar bagi pembangunan  pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak  harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Di sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Anak harus dididik untuk menjadi orang yang dapat menurut pimpinan dan dapat memberikan atau menjadi seorang yang ahli dalam suatu teknik, perindustrian, dan lain-lain. Pendeknya, pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu sendiri sebagai individu.
Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan menimbulkan bahaya kolektivitisme, yaitu suatu pendapat yang tidak menghargai ’’penentuan diri sendiri atas tanggung jawab sendiri’’ pada seseorang yang berarti pula individualitas dikesampingkan. Pendidikan itu harus dapat maju bersama-sama. Pendidikan individual jangan di abaikan, jadi pendidikan harus berdasarkan kepada pribadi, kepada individualitas anak pendidikan kemasyarakatan pun harus ditanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini. Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh adanya larangan-larangan, peraturan-peraturan, undang-undang dan sebagainya.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau Llife Long Education.

SUMBER:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar