Minggu, 25 Desember 2016

Revolusi Ramadhan

Ramadhan adalah bulan puasa sekaligus bulan dimana Al-Qur’an diturunkan dan dipelajari secara intensif. Sepanjang ramadhan umat islam dididik dan dibina secara ketat dan penuh disiplin menjadi insan taqwa yang berintegritas tinggi, jujur dan mumpuni, berprestasi unggul dan berdaya saing. Tidak hanya memberikan maslahat untuk dirinya sendiri tetapi juga bermanfaat untuk keluarga, lingkungan, masyarakat, dan bangsanya.
Ramadhan didesain untuk membentuk  insan taqwa yang shalih dan muslih sehingga sanggup melakukan ishlah (reformasi) dengan semangat jihad dan amar ma’ruf nahi munkar. Inti pendidikan Ramadhan adalah ibadah shaum bagaimana diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqaroh ayat 183:
“wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqaroh [2]: 183)
Muhammad Ali as-shabuni dalam bukunya Rawa’I al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam minal Qur’an, hikmah puasa dalam perspektif pendidikan pendidikan, meliputi:
1.   Sarana pendidikan rohani untuk taat dalam penghambaan diri hanya kepada Allah.
2.   Sarana pendidikan mental untuk sabar dan tahan terhadap segala penderitaan dalam melaksanakan perintah Allah.
3.   Sarana untuk menumbuhkan rasa kasih saying dan persaudaraan, sehingga terdorong untuk membantu dan menyantuni.
4.   Sarana pendidikan daya juang untuk melancarkan semangat dakwah, jihad, dan amal makruf nahi munkar dalam keadaan terang-terangan maupun sembuyi-sembunyi.

Tujuan Puasa
Tujuan puasa adalah meraih takwa. Karekteristik insan takwa adalah mukmin yang apabila disebut nama Allah SWT gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal (QS. 16: 128). Merekalah orang yang beruntung (QS. 2: 189, QS. 3: 130 dan 200). Insan takwa memiliki beberapa kriteria berikut:
Ø Kriteria kecerdasan spiritual
1.   Mengehentikan segala bentuk penghambaan kepada selain Allah umtuk meraih kemerdekaan sejati.
2.   Memelihara fitrah den keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dan ruhani.
3.   Melatih untuk mengendalikan suasana hati, berpikir dan bertindak positif.
4.   Meningkatkan kecakapan emosi dan spiritual secara fisiologis.
5.   Berpegang teguh pada prinsip, cerdas, berminat tinggi, dan lebih mampu berkonsentrasi serta tahan uji dalam mengejar cita-cita.

Ø Kriteria kesehatan mental
1.   Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya.
2.   Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
3.   Merasa lebih puas memberi daripada menerima.
4.   Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas
5.   Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.
6.   Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk di kemudian hari.
7.   Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.
8.   Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

Ø Kriteria pemimpin revolusi
1.   Seorang pemimpin harus amanah.
2.   Mempunyai jiwa kejujuran yang tinggi.
3.   Mau mendengarkan semua ide/gagasan dari bawahan.
4.   Integritas terhadap orang lain.
5.   Dapat bekerja sama dan menghargai orang lain.
6.   Mempunyai kapabilitas yaitu kemapuan yang memadai dalam hal intelektual, manajemen.

Hukum Puasa
Hukum ibadah shaum ramadhan adalah wajib. Pesertanya adalah setiap mukmin dewasa yang sehat. Bagi anak-anak puasa dibolehkan sebagai proses pendidikan, tetapi tidak wajib. Bagi yang sakit dan musafir diberi keringanan. Demikian juga bagi mereka yang sudah renta dan tidak mungkin bepuasa secara medis.
Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankan nya jika mereka tidak berpuasa, maka membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang anak miskin. Dan orang yang tidak dibenarkan secara agama melakukan puasa, yaitu wanita yang sedang haids.

Pelaksanaan Puasa
Ibadah shaum dilakukan yakni selama satu bulan ramadhan, terdiri dari 29 hari atau 30 hari. Puasa ramadhan mulai diwajibkan kepada umat islam pada tanggal 10 sya’ban, satu setengah tahun sesudah hijrah. Ketika itu Nabi Saw baru saja diperintahkan untuk mengalihkan arah kiblat dari Baitulmakdis (yerusalem) ke Ka’bah di Masjidil haram (Mekah). Ibadah shaum merupakan ibadah pengendalian diri dari hal-hal yang membatalkan dan mengurangi kualitas ibadah. Yaitu menahan nafsu atas dasar iman dan menahan diri dari makan, minum dan senggama, dengan niat ikhlas karena Allah.
Dalam bahasa Indonesia puasa artinya menahan diri dari perkara yang membatalkan, mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (QS. 2: 187). Menahan diri berarti menjaga, memlihara ucapan, perbuatan dan I’tikad dari segala sesuatu yang dapat membatalkan atau mengurangi makna shaum itu sendiri.
Esensi shaum adalah menahan diri dari kerakusan dan keserakahan yang dapat mengakibatkan bahaya yang nyata bagi tubuh. Mengkomsumsi makanan dan minuman yang halal dan menjauhi yang diharakan agama.
Menurut imam al-Ghazali, peringkat ikhlas itu ada 3, yaitu :
1.   Ikhlas awam, yaitu ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT karena dilandasi perasaan takut kepada siksa-Nya dan masih mengharapkan pahala.
2.   Ikhlas khawas, yaitu ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT karena dimotivasi oleh harapan agar menjadi hamba yang lebih dekat dengan-Nya dan denngat kedekatannya kelak ia mendapatkan “sesuatu” dari-Nya.
3.   Ikhlas khawas al-khawas, yaitu ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT karena atas kesadaran yang tulus dan keinsyafan yang mendalam bahwa sesuatu yang ada adalah milik Allah dan hanya Dial ah Tuhan Yang Maha Segala-galanya.

Ramadhan
Pelaksanaan puasa ramadhan sebagai pembinaan bagi setiap muslim yang mukmin, mengajarkan tentang:
1.   Tajdiid bin Niyat
Niat adalah benteng pertama yang menetukan sah atau sempurnanya semua amal perbuatan. Allah memerintahkan kepada hamba-Nya dengan niat yang ikhlas (QS. 98:5). Sifat dan perbuatan hati yang ikhlas merupakan perisai moral yang dapat menjauhkan diri dari godaan setan. Ikhlas sejatinya merupakan “benteng pertahanan” mental spiritual mukmin dari kebinasaan atau kesia-siaan dalam menjalani kehidupan.
2.   Jihad an-Nafs
Jihad an-Nafs adalah berjihad melawan hawa nafsu untuk belajar agama, mengamalkan, berdakwah terhadapnya dan bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya. Tabi’at manusia adalah mengikuti hawa nafsunya sementara hawa nafsunya sementara hawa nafsu cenderung kepada kesesatan. Hiasi diri dengan hal-hal yang utama baik dalam ucapan maupun perbuatan, sehingga bias kembali kepada Allah sebagai jiwa yang damai dan diridhai-Nya.
3.   Ta’lim al-Amanah
Amanah adalah perilaku yang tetap dalam jiwa yang dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain.
4.   Ta’lim Muraqabah
Menurut imam al-Ghazali Muraqabah adalah suatu mental untuk terus menerus dekat bersama Tuhan yang maha mengawasi. Muraqabah terbagi menjadi dua, yaitu :
1.      Muraqabah qablal amal, yaitu muraqabah sebelum berbuat atau melakukan sesuatu. Perhatikan apa yang terlintas dalam hati ketika hendak melakukan sesuatu, apakah untuk Allah semata ataukah berada didalam lingkaran hawa nafsu dan mengikuti setan. Jika perbuatan dilakukan dengan hati kosong dan lalai maka gugur dan rusaklah amalnya.
2.      Muraqabah ibdasy-syuru fi amal, yaitu muraqabah ketika melakukan sesuatu. Yaitu dengan memperhatikan tata cara atau pelaksanaan perbuatan yang sedang dilakukan, yakni dengan memenuhi hak-hak Allah di dalamnya, memeperbagus niat dan bentuknya dengan sempurna mungkin baik dalam gerak maupun diamnya.
5.   Taqwiyatul Iradah
Iradah (kemauan) merupakan tanda kekuatan bagi seseorang bahkan jembatan antara impian dengan realita adalah kemauan.
6.   Ta’lim as-Shabr
Sabar artinya menahan dan mengendalikan diri agar tidak “dijajah” hawa nafsu dan emosi, menahan diri dari keinginan-keinginan jasadi yang bisa membatalkan puasa. Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran dan selalu dinamis dan optimis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna. Kesabaran sangat erat dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.
7.   Ta’lim Nidzam wal Indlibat
Ibadah bulan ramadhan memberikan pendidikan tentang kedisiplinan dan ketertiban dalam hidup baik disiplin dalam memenuhi kebutuhan ruhani maupun kebutuhan jasadi, disiplin waktu, tempat dan sasaran, sehingga terjadi keteraturan dan keseimbangan dalam hidup (QS. 28:77)
8.   Taqwiyatu as-Shihah
Ramadhan adalah bulan yang menyehatkan fisik dan jiwa. Karena pada bulan tersebut setiap mukmin dianjurkan untuk menahan diri dari kerakusan, keserakahan, dari marah, gelisah, hasud, dengki, dan hal-hal yang merusak kesehatan jiwa yang berdampak pada kesehatan fisik, hendaknya bersikap lapang dada dan memaafkan, menahan amarah, lemah lembut dan toleran, mengingat Allah, konsisten dan berdoa.
9.   Pendidikan Tentang Solidaritas Sesama
Ramadhan merupakan bulan solidaritas antar sesama. Puasa mendidik kaum muslim memberi tanpa pamrih, sebab pamrih itu hanya akan menghilangkan nilai derma sekaligus menyuburkan penyakit riya.

Budaya Literasi dan Produktivitas Ramadhan
Bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur’an yang mulia (QS. 2: 185) atau disebut Nuzulul Qur’an yang diturunkan pada malam lailatul qadar. Menurut ulama muta’akhirin Nuzulul Qur’an artinya menzhahirkan, menjelaskan, menampakkan ataupun mengeluarkan al-Qur’an dari alam ghaib ke alam nyata.
Kemenangan besar terjadi pada bulan ramadhan, yaitu:
1.   Ramadhan tahun pertama hijrah (Maret 623M) Rasul mengutus Hamzah disertai 30 Muhajirin  ke Saif al-Bahr untuk misi dakwah.
2.   Awal shaum yang bertepatan dengan awal disyari’atkannya shaum Ramadhan tahun 2H, kaum muslimin di utus untuk mengambil harta miliknya yang dijual oleh kafilah Abu Sufyan. Dengan demikian aktifitas ekonomi dan menuntut hak tetap dijalankan.
3.   Tanggal 17 ramadhan tahun 2 H terjadi perang badar, yang kemengan gemilang diraih kaum muslimin mengalahkan kaum musyirikin.
4.   Tanggal 10 ramadhan tahun 8 H, terjadi futuh mekah, membebaskan masyarakat mekah dari cengkraman jahiliyah.
5.   Tahun 8 H dilakukan penghancuran berhala yang ada di ka’bah, sebagai lambang kemenangan gemilang bagi kaum muslimin.
6.   Akhir ramadhan tahun 8 H Khalid bin al-Walid menaklukan penguasa Nakhlah dan membebaskan rakyatnya dari kekejaman penguasa serta menghancurkan berhala terbesar yang bernama Uzza.
7.   Ramadhan tahun 9 H terjadi perang tabuk. Pemerintahan romawi mengerahkan 100.000 tentara Byzantium dilawan 30 pasukan muslim. Kaum muslimin meraih kemenangan tampa pertumpahan darah dan dapat membebaskan rakyat tabuk dari kekejaman kaisar romawi timur.
8.   Ramadhan tahun 9 H, kota Tha’if dapat ditaklukan, penduduknya dapat dibebaskan dari kekejaman penguasanya, dan masyarakatnya masuk islam, serta berhala Latta dihancurkan.
9.   Ramadhan tahun 10 H tersebarnya islam ke jazirah Araab lainnya, Negeri Yaman dikuasai islam.
Tradisi kemenangan revolusi pada bulan ramadhan juga Allah berikan kepada bangsa Indonesia yang merdeka pada hari Jum’at, tanggal 8 Ramadhan 1364 H betepatan dengan 17 Agustus 1945.

Revolusi Sosial
Ketika bulan ramadhan tiba, perilaku masyarakat berubah total. Yaitu meningkatnya aktifitas berikut:
1.   Mengingat Allah
2.   Mengunjungi Masjid untuk shalat berjamaah
3.   Membersihkan hati
4.   Membaca Al-Qur’an
5.   Memperhatikan tetangga yang kurang mampu dan sebagainya.
Ramadhan terasa indah sebagaimana sabda Rasul:
“jika awal ramadhan tiba maka setan-setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surge dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan ; wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malah Allah SWT memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka.” (HR Tirmidzi)
Disepuluh hari akhir bulan ramadhan, dilaksanakan program I’tikaf yang didalam nya meliputi sholat malam, wirid, doa, tadarus Al-Qur’an dan taklim hidangan ramadhan. Puasa pada bulan ramadhan mendorong kita untuk bershodakoh. Rasulullah Saw pernah berkata “sedekah yang paling mulia yaitu sedekah dibulan ramadhan”. (HR Tirmidzi)
Sebagian umat islam yang kaya menghitung zakat dari usahanya pada bulan Ramadhan karena akhir tahun pada kalender islam adalah bulan Dzul Hijjah. Dengan demikian, sebagian muzakky telah memilih dengan sengaja untuk membayar zakat mal pada bulan ramadhan.  Pada bulan ramadhan seorang muslim diwajibkan membayar zakat fitrah. Pada umumnya zakat fitrah ditunaikan oleh masyarakat muslim di Indonesia pada akhir bulan Ramadhan dengan tujuan mensucikan orang-orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan cabul, sekaligus memberi makanan bagi oranng-orang miskin. Zakat fitrah diwajibkan kepada semua individu muslim tanpa perbedaan. Baik hamba sahaya atau merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak kecil atau dewasa, kaya maupun miskin. Dengan demikian zakat fitrah menjadi gerakan berbagi yang luar biasa meskipun dibayar dengan jumlah hanya 2,5 kg bahan pokok.
Pada bulan ramadhan, masjid-masjid ramai dengan ulama untuk dapat memperbaiki urusan agama dan dunia, belajar agama dan belajar lebih intensif. Melaksanakan ibadah puasa, shalat sunnah, tarawih, tadarus Al-Qur’an, I’tikaf, lailatul qadar, zakat, shadaqah, dzikir, dan ibadah-ibadah lainnya. Momentum ramadhan yang semangatnya sudah dinyalakan sejak rajab dan sya’ban harus kita gunakan untuk memperbaharui kesadaran iman kita dalam aksi nyata, yakni menyinergikan kekuatan puasa, shalat dan zakat. Menyinergikan kesalehan individu dengan kesalehan social. Dengan demikian, insya Allah, kita memperoleh kemenangan. Menang melawan nafsu, mengapuskan kebodohan, dan membebaskan dunia dari kemiskinan dan keterbelakangan.


SUMBER:

Fadlullah, S.Ag, M.Si. 2013. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Hartono Media Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar