1.
Faktor Turunan (Warisan)
Turunan memiliki peranan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai
ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu - Bapak atau nenek dan kakek. Warisan
(turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh,
raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat - sifat atau watak dan
penyakit. Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan
sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari
nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai
dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857).
a. Bentuk Tubuh dan Warna Kulit
Salah satu warisan yang dibawa oleh
anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya ada
anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti ayahnya,
rambut keriting dan berwarna kulit putih seperti ibunya. Bila anak yang
berpembawaan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya nanti, dia sukar
menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan, akan mudah menjadi
gemuk. Demikian juga dengan rambut keriting, bagaimanapun berusaha untuk
meluruskannya akhirnya akan kembali menjadi keriting.
b. Sifat – Sifat
Sifat - sifat yang dimiliki oleh
seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah atau nenek dan
kakek. Bermacam - macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: penyabar,
pemarah, kikir, pemboros, hemat dan sebagainya. Sifat - sifat tersebut dibawa
manusia sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak masih
kecil dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras
(pelawan atau bandel) sudah dapat dilihat sewaktu masih berumur kurang dari
satu tahun, sedangkan sifat pemawah baru dapat diketahui setelah anak lanar
berbicara, yaitu sekitar 5 tahun.
c. Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang
menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan
khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya
kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga,
matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, sosial, agama, dan sebagainya.
Seseorang umumnya memiliki bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih
kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Tetapi ada juga yang tidak memiliki bakat sama sekali, artinya dalam semua
bidang ilmu dan keterampilan dia lemah. Ada pula sebagian orang memiliki bakat
serba ada, artinya hampir semua bidang ilmu dan keterampilan, dia mampu dan
menonjol. Orang seperti itu tergolong istimewa dan sanggup hidup di mana saja. Bakat (kemampuan khusus) sebagaimana
halnya dengan inteligensi merupakan warisan dari orang tua, nenek, kakek dari
pihak ibu dan bapak. Warisan dapat dipupuk dan dikembangkan dengan bermacam
cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai. Seseorang yang
memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk
mengembangkannya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak
dapat berkembang. Hal seperti ini dikatakan bakat terpendam. Pada umumnya anak - anak mempunyai
bakat dapat diketahui orang tuanya dengan memperhatikan tingkah laku dan
kegiatan anaknya sejak dari kecil. Biasanya anak yang memiliki bakat dalam
suatu bidang dia akan gemar melakukan atau membicarakan bidang tersebut.
d. Penyakit atau Cacat Tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh
bisa berasal dari keturunan, seperti penyakit kebutuhan, syaraf dan luka yang
sulit kering (darah terus keluar). Penyakit yang dibawa sejak lahir
akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.
2.
Ilmu Watak (Karakterologi)
Karakterologi adalah istilah
Belanda, berasal dari kata karakter, yang berarti watak dan logos, yang berarti
ilmu. Jadi karkaterologi dapat kita terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi ilmu watak. Kata Belanda karakter, itu berasal dari kata Yunani
charassein, yang berarti (mula-mula) coretan, atau gorasan. Kemudian berarti
stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. Tingkah laku manusia adalah
pencerminan dari seluruh pribadinya. Ini telah lama sekali dikenal oleh
manusia. Ilmu ini telah lama dikenal oleh manusia. Yaitu telah sejak
Plato, seorang ahli ilmu jiwa pada zaman Yunani kuno, ± 400 tahun sebelum
Masehi. Ia adalah seorang murid Socrates, seorang ahli filsafat terbesar di
zamannya. Sebenarnya ada perbedaan - perbedaan prinsipil yang sering
dikacaukan saja. Yaitu pengertian tentang:
a. Konstitusi jasmani
Keadaan jasmani yang secara fisiologis
merupakan sifat - sifat bawaan sejak lahir. Konstitusi jasmani ini berpengaruh
juga pada tingkah laku orang itu, dan merupakan sifat - sifat yang khas, asli
dan tidak dapat diubah. Misalnya sifat - sifat orang bertubuh langsing, tentu
berbeda dengan sifat - sifat orang bertubuh gemuk dan sebagainya.
b. Temperamen
Berasal dari kata temper, artinya
campuran. Temperamen adalah sifat - sifat seseorang yang disebabkan adanya
campuran - campuran zat di dalam tubuhnya yang juga mempengaruhi tingkah laku
orang itu. Jadi temperamen berarti sifat laku jiwa, dalam hubungannya dengan
sifat - sifat kejasmanian. Temperamen jiga merupakan sifat - sifat yang tetap
tidak dapat dididik.
c. Watak
Yaitu pribadi jiwa yang menyatakan
dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan: bakat,
pendidikan, pengalaman dan alam sekitarnya.
Tipe manusia menurut Galenus:
a. Disebut penggolongan temperamen
karena Galenus membagi atas dasar campuran dari zat - zat cair yang terdapat
pada tubuh manusia.
b. Menurut Galenus, di dalam tubuh
manusia terdapat:
- darah (sangai)
- lendir (flegma)
- empedu kuning (choleri), dan
- empedu hitam (melanchole).
c. Berdasarkan 4 macam zat cair itu
Galenus menggolongkan manusia ini juga atas 4 tipe:
1) Orang yang selalu banyak darah di
dalam tubuhnya, disebut orang sanguinisi. Sifat orang itu disebut sanguinis.
Yaitu: lincah, selalu riang, optimis, mudah tersenyum, dan sebagainya.
2) Orang yang terlalu banyak lendir di
dalam tubuhnya disebut orang flegmentisi. Sifatnya disebut fragmatis. Yaitu
tenang, bersikap dingin, sabar dan sebagainya.
3) Orang yang terlalu banyak empedu
kuning di dalam tubuhnya, disebut cholerisi. Sifatnya disebut choleris yaitu
garang, lekas marah, mudah tersinggung dan sebagainya.
4) Orang yang terlalu banyak empedu
hitam di dalam tubuhnya disebut melancholerisi. Sifatnya disebut melancholis.
Yaitu: takut-takut, mutah, pesimis, selalu khawatir dan sebagainya.
Dasar
pembagian Galenus
Dasar pembagiannya itu didapat dari
Hypocrates, seorang tabib pada zaman Yunani, yang menyelidiki dan menyimpulkan
adanya zat-zat cair di dalam tubuh manusia. Menurut Hypocrates di dalam tubuh
manusia hanya terdapat zat cair tersebut. Yang masing-masing punya sifat-sifat
sendiri-sendiri yaitu:
- darah bersifat panas
- lendir bersifat dingin
- empedu kuning bersifat kering, dan
- empedu hitam bersifat basah.
3.
Inteligensi (Kecerdasan)
a. Pengertian tentang inteligensi:
-
Intelek: (pikiran) dengan intelek orang dapat menimbang,
menguraikan, menghubung - hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan
menarik kesimpulan.
-
Inteligensi: (kecerdasan pikiran), dengan inteligensi fungsi
pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi/untuk
memecahkan suatu masalah.
Dengan lain perkataan inteligensi
adalah situasi kecerdasan berpikir, sifat -sifat perbuatan cerdas (inteligen).
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan
berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar
dirinya yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan
adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai
dengan keadaan baru.
b. Tingkat - tingkat Kecerdasan :
Kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru tidak
sama untuk tiap - tiap makhluk. Tiap - tiap orang mempunyai cara-cara sendiri.
Maka dapat dikatakan, bahwa kecerdasan beringkat-tingkat. Mungkin ada
berbagai-bagai tingkatan kecerdasan, tetapi dalam uraian ini hanya akan
diutarakan beberapa tingkat kecerdasan anak kecil yang belum dapat berbahasa
dan tingkat kecerdasan manusia.
1) Kecerdasan binatang
Pada mulanya banyak orang berkeberatan digunakan istilah
inteligensi pada binatang, karena mereka hanya mau menggunakan istilah itu pada
manusia saja. Menurut hasil penyelidikan para ahli, ternyata bahwa kecerdasan
itu bertingkat-tingkat.
2) Kecerdasan anak–anak
Yang dimaksudkan anak - anak di sini adalah anak - anak
kecil lebih kurang umur 1 tahun dan belum dapat berbahasa. Kecerdasan anak -
anak dipelajari terutama berdasarkan percobaan yang telah dipraktekkan dalam
menyelidiki kecerdasan binatang. Usaha - usaha memperbandingkan perbuatan kera
dengan anak - anak kecil membantu para ahli dalam mengadakan penyelidikan
terhadap kecerdasan anak.
3) Kecerdasan manusia
Sesudah anak dapat berbahasa tingkat kecerdasan anak lebih
tinggi daripada kera. Tingkat kecerdasan manusia (bukan anak - anak) tidak sama
dengan kera dan anak - anak.
Beberapa hal yang merupakan ciri kecerdasan manusia antara
lain:
a) Pengguna Bahasa, Kemampuan berbahasa mempunyai faedah
yang besar terhadap perkembangan pribadi.
- Dengan bahasa, manusia dapat
menyatakan isi jiwanya (fantasi, pendapat, perasaan dan sebagainya).
- Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan
dengan sesama, tingkat hubungannya selalu maju dan masalahnya selalu meningkat.
- Dengan bahasa, manusia dapat
membeberkan segala sesuatu, baik yang lalu, yang sedang dialami, dan yang belum
terjadi, baik mengenai barang-barang yang konkret maupun hal - hal yang abstrak.
- Dengan bahasa, manusia dapat
membangun kebudayaan.
b) Penggunaan perkakas
Kata Bergson, perkakas adalah merupakan sifat terpenting
daripada kecerdasan manusia, dengan kata lain: perkataan, perbuatan cerdas
manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan bagaimana
mempergunakan perkakas. Perkakas adalah sifat, tetapi semua alat merupakan
perkakas. Alat merupakan perantara antara makhluk yang berbuat atau objek yang
diperbuat. Perkakas mempunyai fungsi yang sama, tetapi mempunyai pengertian
yang lebih luas. Perkakas adalah objek yang telah dibuat/dibulatkan dan diubah
sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan dengan cara yang tepat dapat dipakai
untuk mengatasi kesulitan atau mencapai suatu maksud. Tiap anak miliki sifat kepribadian
yang unik. sifat kepribadian anak terbentuk karena peranan tiga faktor
diantaranya :
- Faktor heriditas
- Faktor invironment
1. Lingkungan dalam
2. Lingkungan phisik
3. Lingkungan social
4. Lingkungan budaya
5. Lingkungan spiritual
- Faktor self
Tiap anak mempunyai kecerdasan berbeda. Perbedaan satu
dengan yang lain,disebabkan adanya perbedaan kepribadian dan karena berbeda
intelegensi atau dengan yang lain.kecerdasan masalah penting bagi pendidikan di
dunia. maka dari itu pendidik harus mengetahui hal tersebut.
SUMBER:
Effendi
Usman, Juhaya S.Pradja. 1989. Pengantar
Psikologi.
Bandung: Angkasa
Meinarno, Eko. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar