Jumat, 23 Desember 2016

Kunci Sukses Kurikulum 2013

Menurut E. Mulyasa (2013) terdapat 7 kunci sukses kurikulum 2013, yaitu:
1.        Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh. Agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Keberhasilan kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah yang demokratis profesional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis di sekolah yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
2.        Kreativitas Guru
Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.
Guru diperlukan agar menjadi fasilitator dan mitra belajar peserta didik, tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik tapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar (facilitate learning). 7 sikap yang harus dimiliki guru sebagai fasilitator seperti yang diidentifikasikan Rogers (dalam Mulyasa, 2002) adalah sebaga berikut:
a)        Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau kurang terbuka.
b)        Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaanya.
c)        Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan sulit sekalipun.
d)       Lebih meningkatkan perhatianya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
e)        Dapat menerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positif mau negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif diri dan perilakunya.
f)         Toleransi terhadap kesaalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
g)        Menghargai prestasi peserta didik, meskipun mereka sudah tahu prestasi yang dicapai.
3.        Aktivitas Peserta Didik
Kunci sukses ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah aktivitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri (self-dicipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangka pola perilakunya; meningkatkan standar perilakunya; dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya.
4.        Sosialisasi Kurikulum 2013
Kunci sukses keempat yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah sosialisasi. Sosialisasi dalam implementasi kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberi dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan. Dalam hal ini seharusnya pemerintah mengembangkan grand design yang jelas dan menyeluruh, agar konsep kurikulum yang diimplementasikan dapat dipahami oleh para pelaksana secara utuh, tidak ditangkap secara parsial, keliru atau salah paham.
5.        Fasilitas dan Sumber Belajar
Kunci sukses kelima yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelolaan dan peningkatan kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Dalam pada itu, kreatifitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas tersebut diperlukan, bukan semata-mata karena keterbatasan fasilitas dan dana dari pemerintahan, tetapi merupakan kewajiban yang harus melekat pada setiap guru untuk berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif dan inovatif.
6.        Lingkungan yang Kondusif Akademik
Kunci sukses keenam yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah lingkungan yang kondusif-akademik, baik secara fisik maupun nonfisik. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik. Lingkungan yang kondusif akademik akan menciptkan iklim belajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebaliknya jika iklim belajar itu kurang baik maka akan tercipta pembelajaran yang menjenuhkan, membosankan dan tidak menyenangkan. pengkondisian lingkungan yang kondusif akademik ini penting dan menjadi tanggung jawab bersama.
Lingkungan yang kondusif akademik berupa fisik seperti:
a)        Kondisi lingkungan.
b)        Aroma lingkungan.
c)        Warna pada lingkungan sekitar termasuk warna cat yang digunakan.
d)       Penerangan dalam ruang kelas.
e)        Kebersihan hendaknya benar-benar diperhatikan dan diupayakan.
Lingkungan yang kondusif harus dirancang dan direkayasa sehingga lingkungan dapat mendukung implementasi kurikulum 2013.
7.        Partisipasi Warga Sekolah
Kunci sukses yang terakhir adalah partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memperdayakan seluruh warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan yang tersedia. Manajemen tenaga kependidikan di sekolah harus ditunjukan untuk memperdayakan tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap pada kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen tenaga kependidikan di sekolah yang harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi tenaga kependidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu, kelompok, dan lembaga.

SUMBER:
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar