Jumat, 23 Desember 2016

Karakteristik Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik

Anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru atau negatif, ditambah dengan lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini adalah karena anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan yang ia dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungannya memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya berharga.
1.        Karakteristik Konsep Diri Anak Usia Sekolah Dasar
Perubahan-perubahan konsep diri anak usia sekolah (usia 6-12) sebagai perubahan-perubahan dalam konsep diri anak usia sekolah dasar. Awal-awal masuk sekolah dasar, terjadi penurunan dalam konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan oleh tuntutan baru dalam akademik dan perubuhan sosial yang muncul disekolah. Sekolah dasar banyak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membandingkan dirinya dengan teman-temannya, sehingga penilaian dirinya secara gradual menjadi lebih realitis.
Menurut Santrock (1995) perubahan-perubahan konsep diri anak selama tahun-tahun sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnnya dari tiga kateristik konsep diri berikut:
a.    Karakteristik Internal. Berbeda dari anak–anak prasekolah, anak sekolah usia dasar lebih memahami dirinya sendiri melalui karakter internal dirinya melalui karakteristik eksternal.
b.    Karakteristik Aspek Sosial. Selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek sosial dari pemahaman dirinya juga meningkat dalam suatu investigasi, anak-anak sekolah sering kali dijadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka.
c.    Karakter Perbandingan Sosial. Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada perbandingan sosial (sosial comparison). Pada tahap perkembangan ini, anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang lain, secara komparatif dari pada secara absolut.
Tabel tahap – tahap pengambilan perspektif
Tahap Pengambilan Perspektif

Usia

Deskripsi
Perspektif yang egosenstris
3-6 tahun
Anak merasakan adanya perbedaan dengan orang lain, tetapi belom mampu membedakan antara perspektif sosial (pemikiran, perasaan) orang lain dan perspektif diri sendiri.
Pengambilan keputusan diri reflektif
6-8 tahun
Anak sadar bahwa orang lain memiliki suatu perspektif sosial yang didasarkan atas pemikiran orang itu, yang mungkin sama atau berbeda dengan pemikirannya.
Pengambilan keputusan diri reflektif
8-10 tahun
Anak sadar bahwa setiap orang sadar akan perspektif orang lain dan bahwa kesadaran ini memengaruhi pandangan dirinya dan pandangan orang lain.
Saling mengambil perspektif
10-12 tahun
Anak remaja menyadari bahwa baik diri sendiri sendiri maupun orang lain dapat memandang satu sama lain secara timbal balik dan secara serentak sebagai objek.
Pengambilan Perspektif
12-15 tahun
Anak remaja menyadari pengambilan perspektif bersama tidak selalu menghasilkan pemahaman yang sempurna.

2.        Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
a.    Abstract and idealistic. Gambaran tentang konsep diri yang abstrak, misalnya dapat dilihat dari pernyataan remaja usia 14 tahun mengenai dirinya.
b.    Differentiated. Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdeferensiasi dibandingakan dengan anak yang lebih muda.
c.    Contradictions within the self. Remaja mendeferensiasikan dirinya ke dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda.
d.   The fluctuating self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan.
e.    Real and ideal, true and false selves. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif mereka.

SUMBER:
Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed.,M.Pd. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar