Immanuel Kant lahir di Prusia Timur pada 22 April 1724. Pada 1770,
dia diangkat jadi Guru Besar Logika dam Metafisika di Konigsberg, dan pada 1781
dia menerbitkan karya terpentingnya, Critique of Pure Reason. Karya ini membuka
bidang-bidang studi dan masalah-masalah baru pada zaman ketika kebanyakan orang
bersiap-siap untuk pension. Namun bagi Kant, masa dua puluh tahun itu merupakan
masa kerja keras tak kenal lelah disertai prestasi yang tak tertandingi.
Prestasinya yang laik dicatat adalah karya-karya terpentingnya
berikut in: Prolegomena to Any Future Metaphysics (1783), Idea for a Universal
Histosy (1784), Fundamental Principles of the Metaphysics of Morals (1785),
Metaphisical Foundation of Natural Science (1986), edisi kedua Critique of Pure
Reason (1787), dsb.
Kant meninggal pada 12 Februari 1804 di Konigsberg. Kepibadian
Kant, atau setidaknya cukup terkenal .Kebanyakan orang yang tidak mengenal Kant
tahu bahwa orang-orang di Konigsberg selalu melihatnya berjalan-jalan setiap sore
pada jam yang sama.
Ia adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah
Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan
manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia
menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:
1.
Apakah yang bisa kuketahui?
2.
Apakah yang harus kulakukan?
3.
Apakah yang bisa kuharapkan?
Pertanyaan ini
dijawab sebagai berikut:
1.
Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang
dipersepsi dengan panca indria. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja,
hanyalah ide.
2.
Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa
diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah
“imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila
hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri,
masyarakat tidak akan jalan.
3.
Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal
budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan
menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?” Sebagian besar bagian dari
Kant’s bekerja alamat pertanyaan “Apa yang dapat kita tahu?” Jawabannya, jika
hanya dapat menyatakan, bahwa kami adalah pengetahuan yang terpaksa untuk
matematika dan ilmu alam, dunia empiris. Adalah mustahil, Kant berpendapat,
untuk memperluas pengetahuan ke supersensible bidang spekulatif metafisika.
Alasan yang memiliki pengetahuan kendala tersebut, Kant berpendapat, adalah
bahwa pikiran berperan aktif sebagai salah satu fitur yang merupakan pengalaman
yang menakjubkan dan membatasi akses ke dunia empiris ruang dan waktu.
Dalam rangka untuk memahami posisi Kant, kita harus memahami bahwa
latar belakang filosofis dia untuk bertindak. Ada dua utama sejarah pergerakan
pada awal periode modern filosofi yang memiliki dampak signifikan pada Kant:
empirisme dan Rasionalisme. Sebuah pusat epistemik masalah untuk philosophers
dalam pergerakan kedua adalah bagaimana kita dapat menentukan jalan keluar dari
dalam perbatasan dari pikiran manusia dan segera diketahui isi pikiran kita
sendiri untuk mendapatkan pengetahuan tentang dunia di luar kami. Empiricists
yang berusaha untuk melakukannya melalui indera dan posteriori alasan.
Rationalists yang berusaha untuk memperoleh menggunakan alasan yang diperlukan
untuk membangun jembatan. Pemikiran tergantung pada pengalaman atau terjadi di
dunia untuk memberikan informasi dengan kami.
Konon, kehidupan Kant sangat teratu seperti teraturnya kata kerja
beraturan. Namun, seorang penulis Jerman, Johann Gottfried Herder memberikan
gambaran kepribadian Kant yang lebih mendekati kebenaran, tidak suka
menonjolkan keilmuannya, Prussian, dan Puritan.
SUMBER:
id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant
https://filsafatindonesia1001.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-immanuel-kant/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar