Rabu, 21 Desember 2016

Mengenal Immanuel Kant

Immanuel Kant lahir di Prusia Timur pada 22 April 1724. Pada 1770, dia diangkat jadi Guru Besar Logika dam Metafisika di Konigsberg, dan pada 1781 dia menerbitkan karya terpentingnya, Critique of Pure Reason. Karya ini membuka bidang-bidang studi dan masalah-masalah baru pada zaman ketika kebanyakan orang bersiap-siap untuk pension. Namun bagi Kant, masa dua puluh tahun itu merupakan masa kerja keras tak kenal lelah disertai prestasi yang tak tertandingi.
Prestasinya yang laik dicatat adalah karya-karya terpentingnya berikut in: Prolegomena to Any Future Metaphysics (1783), Idea for a Universal Histosy (1784), Fundamental Principles of the Metaphysics of Morals (1785), Metaphisical Foundation of Natural Science (1986), edisi kedua Critique of Pure Reason (1787), dsb.
Kant meninggal pada 12 Februari 1804 di Konigsberg. Kepibadian Kant, atau setidaknya cukup terkenal .Kebanyakan orang yang tidak mengenal Kant tahu bahwa orang-orang di Konigsberg selalu melihatnya berjalan-jalan setiap sore pada jam yang sama.
Ia adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:
1.        Apakah yang bisa kuketahui?
2.        Apakah yang harus kulakukan?
3.        Apakah yang bisa kuharapkan?
Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:
1.        Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indria. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide.
2.        Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.
3.        Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?” Sebagian besar bagian dari Kant’s bekerja alamat pertanyaan “Apa yang dapat kita tahu?” Jawabannya, jika hanya dapat menyatakan, bahwa kami adalah pengetahuan yang terpaksa untuk matematika dan ilmu alam, dunia empiris. Adalah mustahil, Kant berpendapat, untuk memperluas pengetahuan ke supersensible bidang spekulatif metafisika. Alasan yang memiliki pengetahuan kendala tersebut, Kant berpendapat, adalah bahwa pikiran berperan aktif sebagai salah satu fitur yang merupakan pengalaman yang menakjubkan dan membatasi akses ke dunia empiris ruang dan waktu.
Dalam rangka untuk memahami posisi Kant, kita harus memahami bahwa latar belakang filosofis dia untuk bertindak. Ada dua utama sejarah pergerakan pada awal periode modern filosofi yang memiliki dampak signifikan pada Kant: empirisme dan Rasionalisme. Sebuah pusat epistemik masalah untuk philosophers dalam pergerakan kedua adalah bagaimana kita dapat menentukan jalan keluar dari dalam perbatasan dari pikiran manusia dan segera diketahui isi pikiran kita sendiri untuk mendapatkan pengetahuan tentang dunia di luar kami. Empiricists yang berusaha untuk melakukannya melalui indera dan posteriori alasan. Rationalists yang berusaha untuk memperoleh menggunakan alasan yang diperlukan untuk membangun jembatan. Pemikiran tergantung pada pengalaman atau terjadi di dunia untuk memberikan informasi dengan kami.
Konon, kehidupan Kant sangat teratu seperti teraturnya kata kerja beraturan. Namun, seorang penulis Jerman, Johann Gottfried Herder memberikan gambaran kepribadian Kant yang lebih mendekati kebenaran, tidak suka menonjolkan keilmuannya, Prussian, dan Puritan.

SUMBER:
id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

https://filsafatindonesia1001.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-immanuel-kant/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar