Jumat, 23 Desember 2016

Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antar sesudah belajar dan sebelum belajar. Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya.

Cara Anak Belajar
Anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasi konkret. Pada rentang usia tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
1)        Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak
2)        Mulai berpikir secara operasional
3)        Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda
4)        Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat
5)        Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat.

Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memililki tiga ciri, yaitu sebagai berikut:
1.        Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2.        Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milih konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif, yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3.        Hierarkis
Pada tahap usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Karakteristik pembelajaran yang perlu dilakukan terhadap anak-anak tersebut, dengan menggunakan hal sebagai berikut:
a.         Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan didalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indra dari pada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
b.        Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, yaitu:
·      Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
·      Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama
·      Pemahaman terhadap materi pembelajaran
·      Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa
·      Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
·      Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran disajikan sekaligus

SUMBER:

Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed.,M.Pd. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia

1 komentar:

  1. mohon maaf mb, kalau boleh tahu materi yang dipaparkan oleh mb terdapat pada halaman berapa ya?

    BalasHapus